Masih inget khan, bahwa beberapa minggu yang lalu saya meminang Honda WIN 100 buat turangga sehari-hari bekerja. Nagh, skr sudah genap 2 minggu nih motor ada di pangkuan saya. “Bagaimana wujudnya sekarang?”
Untuk check pertama adalah servis kelistrikan. Yang minus ternyata accu sudah mati, Kiprok nggak ada (pantesan lampu gampang putus), dop atau lampu indikator di kokpit-sein dan lampu utama. Juga ditemukan kabel yang putus di beberapa tempat, terpaksa seharian ngurut kabel lagi. Proyek ini seharga Rp.200.000,-
Check kedua. yaitu meninggikan shock absorber depan. Setelah dilepas, shock depan disambung lagi dengan besi yang dibentuk semacam adapter. Jadi drat/sistem ulir bagian atas dan bawahnya mirip dengan yang aslinya , cuman beda panjang yaitu 15cm. Itu adalah ukuran maksimal yang disarankan, lebih dari itu pak To nggak berani menjamin.
Selain itu juga, sepakbor alias slebor depan diganti ke wajah trail atau dari plastik. Slebornya dibikinkan bracket buatan sendiri model lambang lambda atau huruf “U” dibalik. Proyek kedua ini menghabiskan waktu seharian juga, dengan biaya Rp.300.000,-
Proyek Check keTiga, Mesin. Setelah mendapat kabar dari bengkel Pak To bahwa sudah saatnya si Winner check jerohan, maka nih motor saya giring ke mas Biyanto Mekanik Ahass Burengan, Kediri. “Kenapa AHASS??” Saya dari dulu prefer bengkel resmi buat masalah mesin, termasuk buat scorpio,Supra X 125 dan Prima 1989 yang ada di rumah.
Wah, kabarnya nggak bagus.. ternyata, harus ganti piston ke oversize 25,sekalian ringnya. Klep dua-duanya minta ganti. Rantai kamprat dan rollernya otomatis juga ganti. Nggak ketinggalan, kampas kopling-gir pompa oli dan pack top setnya sekalian. Akehhh..keluar Rp.498.000,-an.
Check ke-empat yaitu ganti roda depan. Roda depan masih memakai model ban beralur lurus mirip bawaannya. Walau masih terlihat bagus, tapi saya nggak sreg. Ya sudah ganti ae dengan merk Primax seharga Rp.100.000,-pas.
Selain itu stang fatbar alias baplang yang dulu nangkring di Scorpio ane (dulu scorpio berwajah stret fighter) dipasang. Tak lupa grip gas merk Protaper seharga Rp.15.000,- menggusur grip lama yang sudah jamuren. Pelindung lumpur buat skok depan pun dipasang, beli seharga Rp.10.000,- “murah bukan?”. Nggak afdol rasanya jika nggak ada spion, spion aftermarket merk twenty , yang mirip-mirip Koso ditebus seharga Rp.70.000,-.
Gimana impresinya ridingnya setelah berwajah seperti ini? “Nyaman dan puas..” saya ajak muter-muter persawahan sekitar rumah kost. Shock empuk, grip roda ke tanah menapak, namun kayaknya saya perlu belajar gaya menyetir motor trail deh.. secara, berbeda banget antar menyetir di tanah dan aspal mulus.
Secara keseluruhan saya sangat puas dengan modif sederhana tersebut. Selain lumayan murah (total biaya Rp.1.193.000,-), akhirnya saya bisa merasa lega.. mempunyai turangga yang bisa disiksa mengecek areal sawah dan perkebunan di wilayah Tuban,Lamongan dan Bojonegoro yang terkenal rusak. Semoga Gusti Allah barokah.. amien..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar